Geopark Ujung Kulon (2)
Di era yang semakin mengglobal ini, ketika dunia pariwisata dipenuhi dengan angka-angka statistik yang tak terhitung jumlahnya, ada satu tempat yang mengingatkan kita akan esensi sejati dari sebuah destinasi: Geopark Ujung Kulon. Pandeglang, dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, bukan hanya menjadi saksi bisu atas perubahan zaman, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam mengusung kebijakan pariwisata yang lebih bijaksana, lebih berkelanjutan, dan lebih manusiawi.
Dalam konteks ini, visi besar Asta Cita Prabowo yang menempatkan pariwisata sebagai industri utama untuk mendatangkan devisa negara bukanlah sekadar slogan atau wacana kosong. Ia adalah landasan filosofis yang mengajak kita untuk melihat pariwisata bukan hanya sebagai sektor ekonomi yang sekadar mengejar keuntungan, tetapi sebagai kekuatan yang mampu menghubungkan manusia dengan alamnya.
Pariwisata, dalam arti yang lebih luas, haruslah menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan warisan alam, budaya, dan masa depan yang lebih harmonis.
Namun, membangun sebuah jembatan yang kokoh memerlukan lebih dari sekadar pondasi infrastruktur. Pemerintah Pandeglang memahami bahwa untuk menjadikan Geopark Ujung Kulon sebagai destinasi unggulan, pengelolaan yang cerdas dan berkelanjutan adalah kunci utama. Ini adalah tentang menggali lebih dalam, tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga dalam dimensi sosial dan budaya yang mendalam.
Sebuah kebijakan pariwisata yang tidak hanya mengandalkan jalan, pelabuhan, atau fasilitas lainnya, tetapi lebih pada bagaimana kita dapat memerdayakan masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor utama dalam pembangunan.
Bukan sekadar memperindah fasilitas, tetapi lebih kepada memperkaya jiwa. Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk hidup dengan martabat, dengan ekonomi yang berkelanjutan, tanpa mengorbankan warisan alam yang telah ada sejak ribuan tahun silam.
Keberlanjutan alam dan budaya di Geopark Ujung Kulon bukan hanya tentang apa yang dapat kita nikmati hari ini, tetapi tentang apa yang bisa kita wariskan kepada anak cucu kita.
Dengan pengelolaan yang matang, bukan hanya dari segi pembangunan, tetapi juga dari segi pemahaman yang mendalam tentang arti keberlanjutan, kita dapat menciptakan sebuah ekosistem yang tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal.
Ini adalah pariwisata yang memanusiakan manusia, yang memberikan ruang bagi alam untuk berbicara dan budaya untuk berkembang.
Komentar
Posting Komentar